Pengamat Meminta Firli Cs Memperkuat Pengawasan Jelang Pemilu 2024
Ralian menjelaskan korupsi kepala daerah berpotensi meningkat seiring dimulainya tahapan pemilu 2024.
Apa lagi saat ini partai politik maupun calon-calon petahana sudah mulai memanaskan mesin politik.
Dengan berkaca pada pengalaman sebelumnya, mendekati pilkada 2018 dan pemilu 2019, dia menyebut tren korupsi dari tahun 2017 sampai 2018 meningkat hingga dua kali lipat.
“Dari data KPK, tahun 2017 setidaknya 14 kepala daerah yang dijerat KPK, tahun 2018 naik tajam jadi 32 kepala daerah,” terangnya.
Aktivis 1998 itu menengarai tren peningkatan itu tidak lepas dari mahalnya biaya politik yang harus dikeluarkan kepala daerah yang hendak mencalonkan diri.
Proses pencalonan yang cukup panjang dengan biaya yang sangat mahal, memaksa kepala daerah, baik selaku petahana atau pun yang berniat jadi kontestan pemilu, ambil ancang-ancang sejak jauh hari dengan memanfaatkan jabatannya.
“Di sini praktik korupsi marak terjadi, modusnya macam-macam bisa jual beli jabatan, bermain pengadaan barang atau jasa, suap perizinan, ya termasuk gratifikasi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mendorong KPK untuk terus meningkatkan upaya mitigasi sekaligus pengawasan dan penindakan terhadap kepala daerah, termasuk penjabat kepala daerah.