Pengamat Sebut Pembiaran Konflik PKB-NU Bikin Prospek Politik Nahdiyin Suram
"Upaya pertama bisa dilakukan dengan mufaraqah atas Muhaimin dan Gus Yahya. Kalau dua hal ini belum cukup menjadi perhatian Gus Yahya dan Muhaimin, 'kiai-kiai kampung' bisa menarik mandat baik yang diberikan pada Cak Imin maupun Gus Yahya," ujarnya.
Mufaraqah sendiri diartikan dengan memisahkan diri dari organisasi.
Dia menyebutkan upaya terakhir adalah dengan mendorong tokoh-tokoh sepuh, mengambilalih peran politik PKB sekaligus memakzulkan kiprah politik kenegaraan PBNU.
"Mufaraqah adalah bukan hal baru dalam nomenklatur dan tradisi politik NU. Beberapa tahun setelah Muktamar ke-27 di Situbondo Kiai As'ad Syamsul Arifin mufaraqah dengan Gus Dur. Hal ini dilakukan Kiai As'ad sebab menurutnya Gus Dur menyimpang dari prinsip dasar NU," kata Sholeh.
Terbaru, kata Sholeh, mufaraqahnya Kiai Nurul Huda Jazuli dari Ploso (Kediri) dan terjadi saat dia menarik mundur putranya Gus Kautsar dari struktur PBNU hasil Muktamar Lampung 2021.
"Poros konflik Jakarta-Rembang vs Jombang-Kediri secara faktual membelah kekuatan Nahdliyin menjadi dua. Poros pertama, merepresentasikan PBNU. Poros kedua sebagai penopang utama PKB," kata Sholeh.
Dia menegaskan sebelum dua poros ini mengembang dan membesar, tokoh-tokoh sepuh seperti Kiai Miftahul Akhyar (Rois 'Am PBNU), Kiai Said Aqil Siraj (mantan Ketum PBNU), bahkan Wapres Ma'ruf Amin (mantan Rois 'Am) idealnya turun gunung mengendalikan meredakan dan menyatukan kembali PKB-NU.
Menurut Sholeh, langkah ini sekaligus peringatan bagi tokoh-tokoh muda agar mereka sadar mandat dan amanat yang mereka emban.