Penjelasan Kadisdik soal Kematian Amel Dinilai Aneh
jpnn.com, JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyayangkan bantahan Kadisdik Sumatera Utara Arsjad Lubis atas latar belakang tewasnya Amelya Nasution, siswi SMKN 3 Padang Sidempuan.
Kadisdik menyangkal kematian Amel karena intimidasi gurunya.
"Kami menyayangkan pernyataan Kadisdik Sumut. Kami menduga, yang bersangkutan tidak mengetahui persis permasalahan ini dan hanya menerima penjelasan sepihak dari pihak sekolah tanpa melakukan cross check dengan keluarga korban dan kedua teman korban I dan R," ungkap Sekjen FSGI Retno Listyarti di Jakarta, Kamis (13/4).
Sebelumnya Arsjad menyatakan, tidak ada kebocoran UNBK di SMKN 3 maupun di wilayahnya.
Padahal status yang diunggah dan dikomentari Amel serta kedua kawannya adalah kebocoran USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) bukan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).
"Kadisdik Sumut sepertinya tidak menguasai masalah. Amel sudah tidak bisa mengikuti UNBK, karena saat UNBK berlangsung Amel sedang dirawat di RSUD Padang Sidempuan. Setelah menjalani perawatan selama sembilan hari, Amel meninggal dunia dan UNBK susulan yang seharusnya diikuti Amel jika sembuh, baru akan berlangsung 18-19 April 2017. Amel sudah meninggal dunia jauh sebelum ujian susulan tersebut dilaksanakan," bebernya.
Dia menambahkan, Inspektorat Kemdikbud RI sedang diturunkan ke Padang Sidempuan untuk mencari keterangan, tapi Kadisdik sangat yakin dengan bukti-bukti bahwa Amel meninggal karena permasalahan keluarga.
Sementara tim Kadisdik diduga kuat belum meminta keterangan keluarga korban serta dua saksi lain temannya Amel yaitu I dan R.