Penuhi Panggilan Raja Salman, Hariri Tak Pernah Kembali
”Sejak dia tiba, pemerintah Saudi tidak menunjukkan rasa hormat kepadanya,” ujar sumber lain yang merupakan politikus senior Lebanon.
Apa yang terjadi ditengarai gara-gara kunjungan Hariri beberapa hari sebelumnya ke Saudi. Saat itu, Pangeran Mohammad mengatur pertemuan antara Hariri dan Menteri Urusan Wilayah Teluk Saudi Thamer Al Sabhan untuk membicarakan masalah Lebanon.
Pertemuan tersebut sepertinya berjalan mulus, bahkan Hariri sempat berfoto dengan Sabhan. PM ke-33 Lebanon itu tidak sadar bahwa ada pernyataannya yang tidak bisa ditoleransi oleh Saudi. Karena itu, dia tidak curiga saat diminta kembali datang.
”Dalam pertemuan itu, saya yakin Hariri mengungkapkan sikapnya atas Hizbullah di Lebanon. Yaitu, bahwa konfrontasi akan membuat negaranya tidak stabil. Saya rasa mereka (Saudi) tidak suka dengan apa yang didengar,” tegas sumber itu.
Hariri berpendapat, perjanjian dengan berbagai faksi di Lebanon harus tetap dijaga agar negara tersebut tidak kembali berperang. Di Lebanon, Hizbullah bukan hanya kelompok bersenjata. Mereka juga memiliki jatah di parlemen maupun pemerintahan.
Beberapa sumber di Lebanon menyatakan, Saudi ingin mengganti Saad Al Hariri dengan Bahaa, kakak lelakinya. Bahaa yang tidak akur dengan Hariri dan sudah lama ingin menjadi petinggi Future Movement diyakini tengah berada di Saudi.
Keluarga besar Hariri diminta datang ke Riyadh untuk memberikan dukungan kepada Bahaa, tapi mereka menolak. Keluarga dan orang-orang yang berhasil menghubungi Hariri mengatakan, PM yang menjabat sejak Desember 2016 itu tampak cemas dan hati-hati dalam berbicara.
Pernyataan yang sering keluar dari mulutnya hanya bahwa dirinya baik-baik saja dan menjawab Insya Allah ketika ditanya kapan balik ke Lebanon.