Peran Kaum Perempuan untuk Tata Kelola Desa Lebih Baik
Salah satu peserta yakni Srimawarni, dirinya adalah seorang kader penyuluh KB yang menjadi peserta atas rekomendasi dari Kepala Desa.
Srimawarni merasa bersyukur dengan adanya Akademi Paradigta ini karena membangkitkan kaum perempuan di desa untuk maju dalam berpikir dan berani dalam menyerukan pendapatnya, sehingga bisa mengabdi dan memajukan desanya sendiri.
"Dengan belajar di Akademi Paradigta ini kami para perempuan bisa melibatkan diri dalam pembangunan desa, sehingga perempuan di desa tidak tertinggal lagi. Seorang perempuan desa jadi tahu tentang Permendes dan APBDes dan tahu fungsinya untuk apa, jadi kita lebih berani mengungkapkan pendapat dan keinginan kita," tegasnya.
Sementara itu Koordinator Pendidikan Akademi Paradigta, Kholilah mengatakan bahwa tantangan mentor atau fasilitator dan peserta belajar salah satunya permasalahan transportasi yang pembangunan jalannya belum meratab atau jalan rusak. Sehingga, para mentor dan peserta belajar harus naik sampan.
"Faktor cuaca juga menjadi salah satu tantangan. Namun, dengan semangat belajar dan mengajar, hambatan itu jadi tidak dipikirkan," katanya.
Kholilah menyampaikan bahwa Akademi Paradigta bertujuan untuk membentuk kepemimpinan perempuan di tingkat desa, dan bagaimana peran perempuan bisa ditingkatkan.
Oleh karena itu, dalam materi yang diberikan Akademi Paradigta, Kholilah mengatakan bahwa para peserta diberikan pelatihan selama satu tahun dari mulai materi advokasi/ paralegal, belajar APBDes, Musdes, kemudian ada tugas akhir dan wisuda.
"Dampak atau perubahan di antaranya adanya partisipasi, kontrol masyarakat terhadap anggaran desa, dana PAUD meningkat atas usulan ibu-ibu yang jadi berani bicara, menolong identitas hukum masyarakat, bahkan beberapa ada yang mencalonkan diri jadi BPD, caleg, Kades, dan Kader Desa," katanya.