Perempuan Berkerudung di Moskow Sudah Sangat Lazim
Apalagi saat-saat ini. Menjelang Piala Dunia 2018. Dari pengamatan Jawa Pos kemarin, suporter dari Mesir, Maroko, dan Tunisia berdatangan ke Masjid Katedral untuk berbuka puasa dan salat Magrib. Orang-orang Pakistan, Thailand, serta Singapura juga ada.
Alhasil, pengamanan diperketat. Setiap pengunjung masjid harus melewati detektor logam dan mesin sinar X. Barang-barang juga diperiksa oleh petugas keamanan.
**
Melihat orang-orang memakai kerudung adalah hal yang sangat lazim dan biasa di pusat-pusat keramaian seperti stasiun metro. Aishah Binti Rahman, mahasiswi kedokteran Moscow State University, mengatakan bahwa selama lima tahun bersekolah di Moskow, tidak sekali pun dirinya menerima perlakuan rasis dan diskriminatif.
Orang Rusia menerima kehadiran pendatang Islam seperti dirinya dengan biasa-biasa saja. ’’Alhamdulillah, saya sama sekali tidak pernah menerima perlakuan yang tidak mengenakkan,’’ katanya. ’’Puasa juga lancar karena cuacanya enak. Sejuk,’’ imbuhnya.
Memang, kalau dibayangkan, puasa selama 20 jam itu sangat berat. Apalagi kalau terbiasa tidak makan dan minum dalam tempo ’’cuma’’ 13 jam seperti di Indonesia. ,Namun dari yang saya rasakan, puasa di Moskow memang tidak berat-berat amat.
Meski setiap hari melakukan peliputan dan berjalan beberapa kilometer, tenaga tidak sampai terkuras hebat karena cuaca sangat nyaman. Suhu Moskow sejuk. Berkisar 10 sampai 13 derajat Celsius. Memang, pada saat-saat tertentu, terutama pukul 20.00, rasa haus menyerang. Bibir mulai sangat kering. Namun masih bisa ditahan. (*/c19)