Perempuan Rohingya Diperkosa Tentara secara Brutal
Mungkin karena begitu tidak manusiawinya serangan kepada para perempuan Rohingya tersebut, dokter-dokter yang menjadi relawan itu akhirnya buka suara.
Selama ini sangat jarang dokter dari organisasi yang dinaungi PBB menuding pasukan militer suatu negara telah melakukan pemerkosaan. Karena masalah ini begitu sensitif, mereka akhirnya memilih tutup mulut.
”Para korban tidak ingin mengungkapkan insiden itu bahkan dengan keluarga mereka sendiri,” terang Nourin.
Bagi penduduk Rohingya yang konservatif, kasus pemerkosaan itu akan dianggap sebagai aib. Stigma negatif akan diarahkan kepada korban.
Salah satu korban pemerkosaan yang diwawancarai AFP menceritakan kengerian yang dihadapinya. Tiga tentara Myanmar memerkosanya.
Dia sampai mengalami pendarahan selama tiga hari sebelum akhirnya melarikan diri ke Bangladesh.
”Ketika mereka pergi, saya langsung lari dari rumah bersama dua anak saya dan mengikuti rombongan orang yang mengungsi,” kenang perempuan itu sambil bercucuran air mata.
Korban lainnya mengaku diperkosa lima prajurit Myanamar. Prajurit yang tidak memperkosanya memilih menonton adegan keji itu.