Peringatan HUT RI di Perbatasan Tanpa Hiburan
jpnn.com, KUPANG - Suasana perayaan HUT-RI Ke-72 di wilayah Napan yang juga berbatasan dengan Negara RI-Distric Oecusse Timor Leste tidak semeriah tahun sebelumnya. Aneka perlombaan tingkat Kecamatan ditiadakan. Akhirnya sedikit warga yang hadir mengikuti pengibaran Sang Merah Putih, Rabu (17/8)/2017) kemarin.
Timor Express (Jawa Pos Group) melaporkan, suasana di wilayah batas negara tepatnya di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, nampak sepi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang menyediakan aneka perlombaan kesenian, olahraga dan pameran mini. Bahkan pertandingan eksebisi bola kaki dan voli antara dua negara yang berbatasan langsung itu pun batal digelar.
Rupanya tahun ini jauh berbeda dari tahun sebelumnya lantaran perlombaan tingkat kecamatan ditiadakan. Buntutnya pengibaran bendera hanya dihadiri aparatur desa, kecamatan dan anggota Satgas Pamtas Perbatasan, kaum pelajar dan segelintir warga.
Hadir saat itu anggota veteran asal Bikomi Utara, Anggota DPRD TTU, Dinyo Nurak. Hadir juga sejumlah pejabat Distrik Oecusse Timor Leste diantaranya Kepala Sub distric Oesili Alberto Punef dan Kepala Danpos UPF PNTL Oesilo, Sersan Joacim Asquelo.
Usai pengibaran bendera, warga hanya bisa menonton satu-satunya lomba yang digelar yakni tarik tambang yang diikuti warga 9 desa di Kecamatan Bikomi Utara. Diikuti penyerahan hadiah sejumlah perlombaan kesehatan yang digelar di tingkat desa. Diantaranya lomba cipta menu berbasis pangan lokal untuk balita, lomba penyuluhan antar kader, lomba Posyandu dan lomba sehat Balita. Nampak, sejumlah pejabat dari negara tetangga itu juga diberikan kesempatan menyerahkan hadiah piala dan piagam kepada peserta pemenang lomba.
Camat Bikomi Utara, Simon Monemnasi mengakui minimnya partisipasi masyarakat dalam perayaan hari Kemerdekaan RI tahun ini di wilayah perbatasan negara. Semua perlombaan dikembalikan ke desa masing masing. Bahkan perlombaan di desa sudah berlangsung dua tahun karena pertimbangannya di desa partisipasi warga lebih banyak yang terlibat dan bisa menghemat biaya transportasi.
Simon menuturkan untuk tingkat kecamatan hanya digelar lomba tarik tambang dan gerak jalan yang melibatkan semua desa dan kaum pelajar.
Melihat minimnya partisipasi di tingkat kecamatan tentunya dipertimbangkan untuk tahun berikutnya semua kegiatan perlombaan terpusat di kecamatan, termasuk hiburan rakyat seperti pameran mini dan pertandingan persahabatan antara negara tetangga yang setiap tahun digelar.