Pernah Dengar Istilah Belanda Depok? Ini Sejarahnya...
"Mereka membuat dangau atau padepokan sederhana untuk bersemedi...saya saat masih kanak-kanak masih sempat menemukan padepokan di tepi Ciliwung," paparnya.
Sedangkan Depok yang akronim singkatan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, sebagaimana dijelaskan Yano, muncul sekitar 1950-an di kalangan masyarakat Depok yang memilih pindah dan tinggal di Belanda paska perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949).
Budak Merdeka
Untuk menggarap tanah di Depok, Cornelis Chastelein membeli 150 orang budak yang berasal dari pulau Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Timor.
Setiap malam hari, para budak diberi pelajaran etika agama Kristen Protestan. Chastelein menjanjikan tanah kepada seluruh pekerjanya dan membebaskan dari perbudakan, apabila bersedia memeluk agama yang dianutnya. Hasilnya, sekitar 120 orang budaknya bersedia menganut agama Kristen.
Setelah memeluk Nasrani, para budak ini dibagi menjadi 12 marga, yakni Jonathans, Laurens, Bacas, Loen, Soedira, Isakh, Samuel, Leander, Joseph, Tholense, Jacob dan Zadokh.
Tentang janji memerdekakan budaknya ini, termaktub dalam testament Cornelis Chastelein yang dibuat di hadapan notaris Nick van Haeften di Batavia 13 Maret 1714.
Di usia ke 57, tepatnya 28 Juni 1714 Chastelein wafat. Surat wasiat berlaku sejak tanggal meninggalnya Cornelis, yakni 28 Juni 1714. Maka oleh orang Depok setiap tanggal 28 Juni diperingati sebagai Depokse Dag atau Hari Depok.