Pernyataan Menyejukkan Buya Syafii Maarif di Hadapan Umat Buddha
Konflik suku, agama dan ras (SARA) di Indonesia, kata Sudhamek, akan memecah belah dan merusak tatanan ketahanan nasional.
"Jika ditelisik lebih dalam terdapat berbagai pencetus konflik SARA, di antaranya sentimen etnis, radikalisme, kesenjangan ekonomi, perbedaan sudut pandang sosial budaya masyarakat.
Sementara Syafii Maarif mengulas sejarah panjang kebinnekaan dalam pembentukan negara Indonesia. Syafii mengatakan Indonesia merupakan bangsa besar sehingga rakyatnya harus menanamkan sikap toleransi dalam diri dengan terus memelihara persatuan, persaudaraan dan kerukunan antarsesama.
"Bhineka Tunggal Ika merupakan nilai bangsa yang harus terus dijaga," tegasnya.
Dia melanjutkan suatu perbedaan itu dipahami dan dibiarkan dalam rangka mewujudkan persatuan kesatuan bangsa. Dengan kata lain keanekaragaman bangsa dihormati dalam wadah kesatuan bangsa Indonesia.
Hal ini juga selaras dengan semboyan yang menggambarkan secara jelas prinsip penghormatan keanekaragaman dalam wadah persatuan, yakni Bhineka Tunggal Ika.
"Kebinekaan harus dipahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa. Menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan ancaman ataupun gangguan," tegas pria yang akrab disapa Buya Syafii itu.
Dia menyebutka semua budaya, agama dan suku yang ada tetap pada bentuknya masing-masing. Hal yang mempersatukan semua itu adalah rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.