Pertamina Batasi BBM Bersubsidi
Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pengusaha SPBU yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas).
Dari segi konsumen, perseroan pun telah menyediakan mediba spanduk yang dipasang di setiap SPBU. "Kami juga memastikan pasokan Pertamax Series tersedia secara cukup di seluruh SPBU," katanya.
Soal realisasi, pihaknya mencatat akumulasi konsumsi solar bersubsidi mencapai 9,12 juta kl per 31 Juli 2014. Itu sekitar 60 persen dari kuota APBNP-2014 untuk PT Pertamina (Persero) sebesar 15,16 juta kl. Sedangkan, realisasi konsumsi premium bersubsidi pada periode yang sama mencapai 17,08 juta kl. Atau, 58 persen dari kuota APBNP-2014 untuk Pertamina sebesar 29,29 juta kl.
"Dengan kondisi tersebut, masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa ini untuk kepentingan bangsa dan negara. Sehingga, penyediaan BBM bersubsidi bisa cukup sampai dengan 31 Desember 2014," ungkapnya.
Sementara itu, perusahaan bus pariwisata mulai ancang-ancang mengatur kebijakan baru menghadapi rencana pembatasan solar subsidi mulai 4 Agustus 2014 ini. Potensi terbesar adalah dilakukan penyesuaian harga alias terjadi kenaikan tarif atas sewa jasa moda transportasi ini.
Head of Public Relations Blue Bird Group, Teguh Wijayanto, mengatakan pihaknya masih menunggu sosialisasi resmi dari pemerintah termasuk hasil keputusan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda).
"Kalau memang kita (bus pariwisata) termasuk kena dampak signifikan ya melakukan penyesuaian harga," ungkapnya kepada Jawa Pos, kemarin.
Penyesuaian harga perlu dilakukan karena berlakunya jam penjualan solar bersubsidi bisa berdampak kepada banyak hal. Terutama kepadatan di SPBU karena terjadi pembelian solar bersubsidi pada momen yang sama.