Perusahaan Air Minum Kemasan Mulai Gulung Tikar
jpnn.com - SURABAYA -- Persaingan di industri air minum dalam kemasan (AMDK) sangat ketat. Tidak hanya banyak bermunculan perusahaan baru, mereka juga bersaing dengan usaha air ulang dan jenis minuma lain.
Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Jatim Andreas Tikno mengatakan permintaan AMDK hanya 20 persen dari kebutuhan air masyarakat. Secara geografis, perusahaan-perusahaan AMDK sendiri ada yang bersifat nasional dan lokal.
"Lokal yang daerah pemasaran di kabupaten atau kotamadya sangat banyak," tuturnya.
Ini, tambah Andreas, yang membuat perusahaan AMDK yang bergabung dalam Aspadin banyak yang berkurang. Dia menyebut dalam satu dekade ini ada 10 perusahaan tutup, sedangkan hanya dua yang baru. "Total anggota Aspadin adalah 21 perusahaan," katanya.
Menurut dia tidak semuanya perusahaan itu 100 persen tutup. Ada tiga jenis perusahaan AMDK yang beroperasi saat ini. Pertama adalah memproduksi merek sendiri.
Kedua yakni, selain memproduksi merek sendiri juga merek lain. Jenis terakhir yaitu, benar-benar membuat merek lain.
"Ada juga yang tutup karena, akuisisi," ucapnya.
Sementara itu. tekanan harga kemasan dan pendukung proses produksi tidak bisa menahan produsen air minum dalam kemasan (AMDK) di Jatim menaikkan harga jual. Pada awal tahun mereka menggenjot harga sampai 15 hingga 20 persen.
Andrea menyebut aksi perusahaan AMDK tidak seperti biasanya. Secara tradisi, mereka berani menaikkan harga memasuki musim kemarau. Saat ini, permintaan AMDK sedang naik.