Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pesantren Teroris

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 04 Februari 2022 – 17:10 WIB
Pesantren Teroris - JPNN.COM
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika guru kelas memeriksa gadget muridnya yang terlihat adalah aplikasi semacam kalkulator. Ketika seorang anak berada di kelas dan memainkan aplikasinya ia terlihat seperti sedang memainkan angka-angka, padahal ia sedang melakukan chatting porno.

Kolomnis The New York Times, Thomas L. Friedman menyebut era sekarang ini sebagai era akselerasi yang serbacepat, yang ditandai dengan beroperasinya supernova di jagat digital. Konektivitas menjadi begitu cepat, dan kompleksitas menjadi begitu sederhana. Ratusan aplikasi bisa bergabung menjadi satu memunculkan aplikasi baru yang cepat, sederhana, dan gratis.

Di zaman purba, satu orang hanya bisa membunuh satu orang, seperti yang terjadi antara Kabil dan Habil. Lalu setelah ada senjata, satu orang bisa membunuh lebih dari satu orang.

Lalu satu orang bisa membunuh puluhan orang. Lalu satu orang bisa membunuh 140 ribu orang dengan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada 1945. Jumlah itu hampir sepauoh penduduk Nagasaki yang jumlahnya 350 ribu orang.

Sekarang di era digital ini satu orang bisa membunuh seluruh penduduk bumi dengan penguasaan nuklir dan teknologi digital. Tidak butuh waktu lama para teroris—dengan dalih Islam maupun tidak—bisa menguasai teknologi cetak 3D dan menciptakan senjata nuklir eksplosif yang bisa diledakkan melalui handphone.

Era ketika para teroris memasang bom di badannya dan menabrak kerumunan orang sudah lewat. Ancaman teror sekarang ini jauh lebih canggih dan sulit dideteksi. Fenomena ini harus dipahami oleh BNPT dan polisi Indonesia.

Mengubek-ubek pesantren dan masjid untuk mencari sumber terorisme pasti akan menjadi bahan ketawaan anak-anak milenial di seluruh dunia. (*)

Melihat masjid dan pesantren sebagai sumber terorisme adalah cara pandang yang sudah ketinggalan zaman.

Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close