Petani Menyetujui Imbauan Tentara Membantu Menanam Padi di Tengah Fenomena El Nino
Kekeringan ini turut menunda masa penanaman di Indonesia untuk panen tahun 2024, setelah produksi tahun ini turun menjadi 30,9 juta ton dari 31,53 juta ton tahun lalu.
'Hal baik'
Qomarun Najmi, anggota pengurus Serikat Petani Indonesia (SPI) mengatakan dilibatkannya Babinsa untuk membantu petani merupakan "hal baik yang bisa dilakukan."
"Dan akan lebih baik lagi kalau disesuaikan dengan kebutuhan petani," kata Qomarun yang juga adalah petani padi di Sleman, Yogyakarta ini.
Menurutnya, kebutuhan petani terkait informasi, pengetahuan, dan teknologi adaptasi akan lebih mudah diakses dengan jaringan Babinsa.
"Masalah utama ya keterbatasan air, berikutnya tentang keterbatasan pupuk," katanya.
"Kekeringan memang dampak dari fenomena El Nino, dan dampak dr perubahan iklim secara umum. Upaya adaptasi dan mitigasi risiko kekeringan ini harus dilakukan untuk menjaga produksi pangan, juga antisipasi kegagalan panen."
Qomarun mengatakan isu iklim telah banyak kali berdampak pada petani, bahkan kondisinya sempat lebih buruk dari sekarang.
"Pemerintah telah melakukan tugasnya dengan baik dalam memberikan informasi kepada kita tentang El Nino dan dampaknya, termasuk merekomendasikan penyesuaian musim tanam agar kita tidak kekurangan air saat panen," ujarnya.