Petani Milenial Manfaatkan Akar Bambu jadi Zat Tumbuh
Berkoordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat, Nurma door to door menyampaikan informasi terkait PGPR.
Upaya Nurmala tidak sia-sia, banyak petani yang antusias dalam menyerap informasi yang saya sampaikan mengenai PGPR dari akar bambu tersebut.
Ketua Kelompoktani Mekarsari Udin mengatakan pembuatan PGPR dari akar bambu ini sangat bermanfaat baginya dan tertarik untuk mengaplikasikannya.
“PGPR sangat berpengaruh terhadap tahap awal pertumbuhan di bandingkan dengan cara yang masih konvensional menggunakan pupuk kimia,” ungkap Udin.
Senada dengan Udin, Iwan Ridwan, anggota kelompoktani Mekarsari 4 pun mulai tertarik mengembangkannya.
"Kebetulan beliau satu-satunya petani yang menerapkan sistem pertanian organik dan juga beliau suka mendalami mengenai pertanian terbarukan di lahannya. Inovasi PGPR ini sangat membantu beliau untuk mengulik dan mendalami mengenai PGPR agar inovasi tersebut bisa diterapkan di lahannya sendiri," tambah Nurmala.
Penyuluh Pertanian Desa Ciapus Paris mengungkapkan kebanggaannya dengan inovasi yang dikembangkan Nurmala. Dirinya juga menyampaikan bahwa teknologi inovasi ini diharapkan dapat mengubah perilaku petani khususnya di desa Ciapus di antaranya kelompok tani Babakan, Mekarsari 2, Mekarsari 3 dan Mekarsari 4.
“Dengan dikenalkan teknologi ini semoga dapat memacu petani mengembangkan pertanian organik untuk meningkatkan produksi pertanian yang sehat,” pungkasnya.