Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Petinju M. Rachman Bangkit Lagi, Jadi Juara Dunia Tertua di Indonesia

Diremehkan, Tak Punya Pelatih, Hanya Ditemani Istri

Jumat, 22 April 2011 – 10:33 WIB
Petinju M. Rachman Bangkit Lagi, Jadi Juara Dunia Tertua di Indonesia - JPNN.COM
JAWARA : Petinju Indonesia M Rachman berhasil membawa pulang sabuk juara kelas terbang mini versi WBA setelah menang KO atas petinju Thailand Kwantai Sithmorseng pada tanggal 19 April di Thailand. FOTO :CHARLIE.LOPULUA/INDOPOS
"Saya mengiyakannya saja. Saya melihat itu adalah kesempatan besar untuk kembali menjadi juara dunia," ucapnya. Dia pun membuat persiapan secara matang. Selama persiapan tanpa pelatih itu, Rachman hanya didampingi sang istri (Dia tidak mau menyebutkan namanya) berlatih setiap pagi dan sore. Melihat hasil latihan, lanjut Rachman, dia semakin yakin bahwa fisiknya masih mampu menghadapi petinju Thailand itu.

"Istri saya sebagai timer (pemantau waktu saya) saat berlatih fisik. Latihan saya lakukan mandiri di rumah dan alun-alun Blitar," bebernya. Selain faktor persiapan, Rahman mengaku kesuksesannya disebabkan pihak lawan cenderung meremehkannya. Sebab, saat berangkat ke Thailand dia hanya didampingi tiga koleganya. Bahkan, sang manajer Erik Purna Irawan juga tidak ikut.

Setibanya di Thailand, saat timbang badan pada Senin (18/4), Rachman ternyata juga kelebihan berat 5 ons dari 47,6 kg yang diwajibkan. Karena itu, dia sempat skipping 15 menit hingga berat badannya memenuhi syarat.

"Mungkin dari beberapa alasan itu lawan semakin meremehkan saya. Dia melihat saya tidak siap sehingga menjadi kurang waspada," ungkapnya. Meskipun sempat terjatuh dua kali pada ronde kedua dan kelima, Rachman akhirnya berhasil membalikkan kedudukan dan meng-KO Kwantai pada ronde ke-9. "Melihat lawan terlalu percaya diri, saya semakin termotivasi dan yakin juga bahwa saya pasti bisa mengalahkannya. Itu akhirnya terbukti," ujarnya.

Bagi petinju, meraih gelar juara dunia di usia menjelang 40 tahun termasuk langka. Tapi, itulah yang terjadi pada Muhammad Rachman. Dia akhirnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News