Petinju M. Rachman Bangkit Lagi, Jadi Juara Dunia Tertua di Indonesia
Diremehkan, Tak Punya Pelatih, Hanya Ditemani IstriJumat, 22 April 2011 – 10:33 WIB
"Istri saya sebagai timer (pemantau waktu saya) saat berlatih fisik. Latihan saya lakukan mandiri di rumah dan alun-alun Blitar," bebernya. Selain faktor persiapan, Rahman mengaku kesuksesannya disebabkan pihak lawan cenderung meremehkannya. Sebab, saat berangkat ke Thailand dia hanya didampingi tiga koleganya. Bahkan, sang manajer Erik Purna Irawan juga tidak ikut.
Setibanya di Thailand, saat timbang badan pada Senin (18/4), Rachman ternyata juga kelebihan berat 5 ons dari 47,6 kg yang diwajibkan. Karena itu, dia sempat skipping 15 menit hingga berat badannya memenuhi syarat.
"Mungkin dari beberapa alasan itu lawan semakin meremehkan saya. Dia melihat saya tidak siap sehingga menjadi kurang waspada," ungkapnya. Meskipun sempat terjatuh dua kali pada ronde kedua dan kelima, Rachman akhirnya berhasil membalikkan kedudukan dan meng-KO Kwantai pada ronde ke-9. "Melihat lawan terlalu percaya diri, saya semakin termotivasi dan yakin juga bahwa saya pasti bisa mengalahkannya. Itu akhirnya terbukti," ujarnya.