Petrus Ingatkan KPK Jangan Genit Bermain Politik Belah Bambu
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilai Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto telah melontarkan pernyataan yang bias, genit bahkan offside bahwa KPK kemungkinan akan mengusut sejumlah politikus dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP-el hanya dengan menyebut nama Yasona Laoly (YL) dan Ganjar Pranowo (GP) dari sejumlah politikus yang sudah diperiksa.
Menurut Petrus, penyebutan hanya nama politikus YL dan GP menimbulkan tanda tanya publik ada apa dan bagaimana dengan independensi KPK.
Sebab, publik mengetahui bahwa KPK sudah memeriksa puluhan anggota dan mantan anggota DPR RI dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan dugaan korupsi pengadaan KTP-el.
“Pertanyaan publik sangat relevan, karena YL, GP dkk lainnya sudah diperiksa, diverifikasi dan divalidasi melalui ‘due process of law’ yaitu penyelidikan, penyidikan dan penuntutan di Pengadilan Tipikor, hingga pemeriksaan Kasasi dan PK. Semuanya clear and clean dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap,” tegas Petrus Selestinus di Jakarta, Jumat (11/2/2022).
Dalam pemeriksan, verifikasi dan validasi itu YL, GP, dkk lainnya hanya sebagai Saksi, karena tidak ditemukan bukti aliran dana berupa penerimaan uang untuk dijadikan tersangka atau terdakwa dari cluster politisi DPR RI dalam perkara korupsi pengadaan KTP-el.
Alat Politik Belah Bambu
Petrus menilai tampak sekali KPK seperti kurang kerjaan, lalu membongkar berkas lama mencari-cari sesuatu yang sudah tuntas dari aspek ‘due process of law’.
“Ini jelas menimbulkan tanda tanya publik, apa yang sedang dicari KPK, bukankah KPK saat ini masih banyak tunggakan kasus baru yang masih dalam penyelidikan, dijanjikan untuk diproses tuntas tetapi masih menunggak di tingkat penyelidikan dalam waktu yang cukup lama,” kata advokat senior dari Peradi itu.