Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Petrus Kritik Keras Jokowi yang Sebut Istana Presiden Bau Kolonial, Singgung Soal Kepribadian Ganda

Sabtu, 17 Agustus 2024 – 12:33 WIB
Petrus Kritik Keras Jokowi yang Sebut Istana Presiden Bau Kolonial, Singgung Soal Kepribadian Ganda - JPNN.COM
Petrus Selestinus. Foto: Dokpri for JPNN.com

"Justru Jokowi yang berwatak kolonial, karena antara lain memberikan izin HGB (Hak Guna Bangunan) selama 190 tahun kepada para investor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara," sesalnya.

Menurut Petrus, banyak pihak bertanya-tanya bagaimana Presiden Jokowi dan keluarganya bisa bertahan dan merasakan suasana kolonial selama hampir 10 tahun jadi penghuni Istana, padahal kolonialisme itu tidak terletak pada fisik bangunan, tetapi pada karakter atau perilaku seseorang.

"Harus diingat soal kolonial itu bukan terletak pada bangunan fisik Istana Merdeka atau Istana Bogor, melainkan soal karakter atau watak seseorang atau sekeluarga yang menghuni Istana itu. Kalau watak si penghuni Istana itu kolonial atau feodal maka suasana yang dia rasakan adalah suasana kolonial yang lahir dari perilaku penghuninya," paparnya.

"Di sinilah sebenarnya yang kolonial atau feodal itu watak Presiden Jokowi, yang pendendam dengan mengabaikan etika. Jokowi tidak memiliki kepekaan terhadap sejarah bangsa Indonesia, terlebih perasaannya itu dilontarkan menjelang perayaan 17 Agustus di IKN, Kalimantan Timur," lanjutnya.

Kontroversi yang muncul tak berkesudahan dari waktu ke waktu hingga saat ini, kata Petrus, membuat Presiden Jokowi semakin mengalami defisit nasionalisme dalam dirinya.

Akibatnya, Jokowi tampak seperti orang sedang mengidap gangguan kepribadian ganda, sehingga mengalami disorientasi dan kehilangan konsistensi dalam sikap dan perilakunya, termasuk setelah hampir 10 tahun menikmati kemewahan dan kemegahan Istana, kemudian melecehkannya dengan mendewa-dewakan IKN.

"Pernyataan Jokowi soal Istana Negara serasa kolonial diduga sebagai upaya yang sangat terpaksa untuk merasionalkan pembangunan IKN yang super kontroversial dan 'super priority' (dengan prioritas super), tetapi masih menuai pro-kontra yang tidak berkesudahan, termasuk upaya merasionalkan pemaksaan penyelenggaraan perayaan 17 Agustus 2024 di IKN yang dikritik publik," terangnya.

Perasaan Jokowi bahwa Istana Merdeka dan Istana Bogor yang dihuninya itu serasa kolonial karena dibangun oleh Belanda di era kolonial, masih kata Petrus, jelas sebagai alasan pembenaran atas upaya membangun IKN yang mendapat resistensi publik.

Koordinator TPDI Petrus Selestinus SH mengkritik keras pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor berbau kolonial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA