Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Petrus Selestinus Sebut Megawati Tokoh Reformasi Sejati

Senin, 29 Juli 2024 – 13:15 WIB
Petrus Selestinus Sebut Megawati Tokoh Reformasi Sejati - JPNN.COM
Petrus Selestinus saat menjadi narasumber diskusi publik bertajuk, Kudatuli dan Masa Gelap Demokrasi: Refleksi Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 yang digelar Front Penyelamat Reformasi Indonesia di Jalan Diponegoro No 72 Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/7/2024). Foto: source for jpnn

Petrus sekali lagi menantang mahasiswa, ratusan aktivis 1998 dan kader PDIP yang hadir untuk menggulingkan Presiden Jokowi.

"Kita hanya butuh waktu dua tahun saja menggulingkan Soeharto. Pada 21 Mei 1998 kekuatan perlawanan rakyat berhasil menumbangkan Soeharto dengan segala kekuatan politiknya yang mundur teratur."

Sejak awal, Megawati berketetapan hati melakukan perlawanan politik terhadap kekuasaan otoriter Orde Baru dan Soeharto melalui legal action. Dan legal action itu secara efektif berhasil mengonsolidasikan kekuatan rakyat bersatu, tidak saja mengakhiri kekuasaan otoriter Soeharto dan para kroninya, tapi juga secara efektif berhasil membunuh ambisi Soeharto untuk menjadi Presiden seumur hidup,' cetusnya.

"Di luar perkiraan akal sehat atau nalar publik, perlawanan rakyat bersama Megawati terhadap rezim otoriter Orde Baru dengan kekuatan dan kekuasaan yang perkasa, ternyata rakyat berhasil mengamputasi semua ambisi Soeharto dan rezim yang zalim, yang selama puluhan tahun membuat rakyat terjajah dalam berbagai aspek kehidupan (ekonomi, hukum, politik dan demokrasi), sebagaimana Bung Karno menyatakan perjuangan akan lebih sulit kalau melawan penjajahan oleh bangsa sendiri.

"Praktik demokrasi seolah-olah versi Soeharto dan Orde Baru-nya terbaca oleh publik karena praktik kekuasaan yang otoriter selalu menjadi senjata utama untuk membungkam kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan pers, bahkan tidak ada perlindungan hak asasi manusia (HAM), di mana banyak tokoh politik pejuang harus mengalami kematian perdata selama hidupnya," lanjutnya.

Sangatlah naif bagi kita, lanjut Petrus, kalau saja peristiwa 27 Juli 1996 dibiarkan hanya sebagai sebuah peristiwa lokal, bersifat sporadis dan temporer yang tiba-tiba muncul dan tenggelam, tergantung kepentingan.

"Padahal tidaklah demikian, karena peristiwa 27 Juli 1996 adalah puncak gunung es, yang melahirkan Reformasi pada 21 Mei 1998. Emosi, kemarahan dan kebingungan Orde Baru dan Soeharto akibat sejarah panjang politik otoriter disertai dengan keinginan untuk mengamputasi kekuatan politik perlawanan Megawati yang selalu sulit dihentikan, malah yang terjadi adalah gagal totalnya seluruh ambisi Soeharto untuk menjadi Presiden seumur hidup," tuturnya.

Dinamika perjalanan politik PDI dan eksistensi Megawati sebelum Kongres PDI di Medan tahun 1996 dan pada beberapa peristiwa politik di internal PDI, menjadi catatan penting Soeharto dan Orde Baru dari waktu ke waktu.

Koordinator TPDI Petrus Selestinus SH berpendapat jika bicara Reformasi 1998 maka seorang tokoh reformasi sesungguhnya adalah Megawati Soekarnoputri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News