Pidato Bu Mega Penuh Kekeluargaan, Tetapi Ada yang Mencoba Membenturkannya dengan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Pakar politik Haryadi menilai pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam HUT partai konteksnya internal dan bersifat kekeluargaan. Namun, dia menduga ada pihak ingin memanipulasi politik dengan melakukan falsifikasi.
Staf Pengajar Departemen Politik di FISIP Unair itu mengatakan pascaperayaan HUT ke-50 PDIP, banyak potongan video dan kalimat pidato Megawati beredar di media sosial.
Potongan video dan kalimat itu cenderung mengarah pada upaya membenturkan Megawati dan PDI Perjuangan dengan Presiden Jokowi.
“Semua dilakukan lewat narasi di media massa partisan. Seakan PDI Perjuangan pamer kuasa di hadapan Presiden Jokowi. Bahkan beberapa pengamat di media partisan itu menyatakan bahwa Presiden Jokowi merupakan subordinat PDI Perjuangan,” kata Haryadi, Jumat (13/1).
Haryadi menyatakan ada pihak yang mengambil kemanfaatan pidato Megawati untuk falsifikasi makna politik.
Hasilnya mencerminkan manipulasi politik dipandang sebagai sarana pengaruh ideologis, spiritual, dan psikologis pada kesadaran massa untuk memaksakan ide dan nilai tertentu. Selain itu, mencoba memengaruhi opini publik dan perilaku politik untuk mengarahkan mereka dengan cara tertentu.
Haryadi mengatakan Megawati pada peristiwa itu memberikan pesan kekeluargaan yang akrab, seperti layaknya ibu kepada anak-anaknya. Namun, peristiwa dibelokkan maknanya sebagai subordinasi PDIP terhadap Jokowi.
Menurut dia, acara itu dimaksudkan sebagai perayaan di dalam keluarga besar dan masyarakat biasa. Sejak awal acara didesain merupakan acara internal partai, yanf mengundang akar rumput, yaitu pengurus ranting dan Satgas Cakra Buana.