Pilkades Bogor Telan Rp244,8 M, Sehari
Selasa, 26 Maret 2013 – 08:33 WIB
Menggunakan pola politik uang, kata dia, para calon raja kecil itu seringkali menjual aset produktif sebagai pondasi. Nah, menjadi berbahaya, lanjutnya, karena aset yang telah dijual dianggap sebagai modal meraih jabatan.
Selain ada peningkatan status sosial, kelak ada potensi penyalahgunaan wewenang agar sang kades terpilih bisa kembali modal.
“Saya namakan ini virus demokrasi liberatif. Pangkalnya dari ketidakpercayaan diri hingga menganggap uang sebagai konsumtif utama untuk menyuap masyarakat,” cetusnya.