Pimpin Front Nasional Pancasila, Suharto Serukan Selamatkan Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum FNP (Front Nasional Pancasila) Letjen Marinir (Purn) Suharto bersama sejumlah tokoh menyerukan untuk melakukan gerakan selamatkan Indonesia dari kebangkrutan akibat utang luar negeri.
“Pemerintah harus mengendalikan utang luar negeri sebaik-baiknya, termasuk utang asal BUMN yang dapat dikategorikan sebagai utang tersembunyi (hidden debt),” kata Suharto bersama sejumlah tokoh yang tergabung dalam Front Nasional Pancasila Penyelamat Negara di Jakarta belum lama ini.
Adapun sejumlah tokoh yang hadir dan tergabung dalam Front Nasional Pancasila antara lain Antoni Budiawan, Edwin Herawan, Eggi Sudjana, dan Hatta Taliwang.
Pada kesematan itu, eks Komandan Korps Marinir TNI AL ini mengingatkan kembali tentang Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) untuk pertama kali diselengggarakan di Bandung, Indonesia pada 18 sampai 24 April 1955. Konferensi tersebut terlaksana atas prakarsa lima negara, yaitu Indonesia, Sri Lanka, Pakistan, India, dan Myanmar.
Menurut Suharto, KAA merupakan upaya negara-negara yang baru merdeka ketika itu untuk berada di tengah dan tidak berpihak kepada salah satu dari dua kekuatan dunia (blok) yang sedang bersitegang, atau dikenal dengan era Perang Dingin.
“Kedua kubu tersebut ingin mempertahankan dan memperluas doktrin masing-masing, yaitu kapitalisme yang dipimpin Amerika Serikat di satu sisi dan komunisme yang dipimpin Uni Soviet (ketika itu, saat ini- Rusia) di lain sisi,” terang Suharto.
Dia menyebut Konferensi Asia Afrika mempunyai cita-cita mewujudkan kemandirian dalam bidang ekonomi dengan menggalang kekuatan independen south-south.
Suharto menilai Konferensi Asia Afrika saat ini masih tertatih-tatih. Sebab, setelah 67 tahun berlalu, negara-negara pelopor masih berkutat dengan kemiskinan dan kemiskinan absolut.