Pimpinan Honorer K2 Apresiasi Kepala BKN, tetapi Belum Puas
Titi yang didampingi Korwil PHK2I DKI Jakarta Nur Baitih sampai mengeluarkan pernyataan keras. Jika sampai hari pelantikan presiden dan wapres periode 2019-2024, belum ada respons Bima, honorer K2 akan menerjunkan 20 ribu massa untuk aksi demonstrasi.
"Kalau Pak Bima enggak mau terima, kami, kami akan demo. Kami cuma mau sharing dengan beliau kok," ujarnya.
Beruntung Bima yang awalnya belum memberikan kepastian karena padatnya agenda, akhirnya memutuskan mau menerima para pengurus PHK2I.
Keputusan Bima ini mendapat resposn positif dari Titi dan Nur. Dua Srikandi honorer K2 ini bisa menumpahkan uneg-unegnya. Bima pun menghadapi pengurus pusat PHK2I secara professional, elegan, dengan didampingi para pejabat eselon 1. Bima dan jajarannya menampung aspirasi. Dialog.
Sebagai honorer, Titi merasa lega. Semua sudah disampaikan kepada Bima. Meski jawabannya normatif, tetapi bisa menumbuhkan harapan baru bahwa pelung honorer K2 menjadi CPNS atau PPPK masih terbuka. Pimpinan honorer K2 mengapresiasi sikap Bima Haria.
"Bahwa masih ada peluang jadi ASN. Kalau toh tidak bisa jadi PNS karena payung hukumnya belum ada, sudah ada PPPK solusinya. Namun bukan berarti puas di situ saja," ucapnya.
Ditambahkan Nur Baitih, perjuangan honorer K2 tidak akan pernah berhenti sampai di PPPK. Upaya agar ada payung hukum pengangkatan honorer K2 menjadi PNS lewat revisi UU ASN, akan digeber terus.
"Kami tidak puas kok meski sudah bertemu Pak Bima. Hanya kami berterima kasih beliau mau menerima kami. Itu tandanya masih ada perhatian terhadap nasib honorer K2," tuturnya.