Politikus Gerindra Dukung Pencabutan Izin Starbucks di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Dukungan memboikot Starbucks di Indonesia terus mengalir setelah perusahaan yang dipimpin CEO Howard Schultz itu mendukung pernikahan sejenis atau lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, rakyat Indonesia semakin maklum bahwa Starbucks bukan murni bisnis. Namun, kata dia, ada misi lain yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hidup mayoritas masyarakat Indonesia dan Pancasila.
"Saya berharap sebagai orang Indonesia yang berwatak Pancasila tidak ikut menyebarkan paham tersebut di Indonesia," tegas Sodik, Jumat (30/6).
Sebelumnya, Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas meminta pemerintah mencabut izin Starbucks. Pasalnya, ideologi bisnis jaringan kedai kopi waralaba asal Amerika Serikat itu bertentangan dengan Pancasila.
Saat ini, Starbucks dipimpin oleh Howard Schultz. Di bawah komando pebisnis dari keluarga Yahudi itu, Starbucks terang-terangan mendukung pernikahan sejenis.
CEO Starbucks kelahiran 19 Juli 1953 itu mempersilakan para investor di perusahaannya yang anti-LGBT untuk melepas saham mereka.
"Untuk pada pemegang saham Starbucks yang orang Indonesia tergantung sikap prinsip pilihan masing-masing,” kata Sodik.
Menurut Sodik, rakyat Indonesia yang sudah merasakan manfaat Pancasila sebagai dasar hidup berbangsa, bernegara dan alat pemersatu harus berani bersikap tegas melawan upaya apa pun yang akan merusak dan menghancurkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Karenanya, Sodik mendukung langkah PP Muhammadiyah meminta pemerintah mencabut izin Starbucks.