Politikus PKS Percaya India Mendiskriminasi Muslim yang Positif Corona
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Sukamta menyesalkan tindakan pemerintah India yang membawa sentimen agama dalam penularan virus corona (Covid-19) di negaranya. Menurut dia, penularan corona tidak memandang suku, agama, atau ras.
"Saya sangat menyesalkan kejadian ini. Di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19 begini, ada pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk menghembuskan sentimen kepada pemeluk agama tertentu. Covid-19 tak memandang ras, suku, agama, menyerang siapa saja," kata Sukamta dalam keterangan resminya kepada jpnn.com, Jumat (17/4).
Informasi yang diterima Sukamta, pemerintah menyalahkan kaum muslim di sana sebagai dalang tersebarnya corona. Tindakan main tuduh itu, dinilai Sukamta sebagai upaya menyedihkan.
"Sangat menyedihkan jika warga muslim sudah menjadi korban Covid-19, masih dituduh pula sebagai penyebar virus tersebut," ungkap dia.
Dia berharap, Indonesia tidak tinggal diam atas tuduhan India kepada pemeluk agama muslim. Indonesia perlu menegakkan HAM di belahan bumi mana pun.
"Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB musti bersikap. Ditambah pula peran sebagai negeri dengan Muslim terbesar, Indonesia musti membela tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM) di seluruh dunia, termasuk untuk warga Muslim di India," ucap Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini.
Di sisi lain, Sukamta menyadari, tuduhan India kepada umat muslim sebagai penyebar corona dipicu dari gelaran acara Tabligh Akbar di New Delhi.
Ke depan, dia mengingatkan, umat muslim bisa menahan diri untuk tidak menggelar acara yang mendatangkan banyak massa. Hal itu, demi mencegah proses penularan virus corona.