Posko Damkar Hanya 2, Angka Kebakaran di Tangsel Meningkat
jpnn.com - PAMULANG - Tingginya angka kebakaran di Jakarta tampaknya “menular” ke daerah sekitarnya. Setidaknya, terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Angka kebakaran di kota tersebut dalam tiga tahun terus meningkat. Bahkan, jumlah angka kebakaran di 2014 yang masih bulan Oktober, jauh lebih tinggi ketimbang angka kebakaran sepanjang 2013.
Dari data kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangsel, sepanjang Januari – 15 Oktober 2014 sudah terjadi 94 kasus kebakaran. Sementara, tahun lalu total hanya terjadi 73 kasus saja. Sementara pada 2012 tercatat hanya ada 54 amukan si jago merah yang melanda Tangsel.
Menurut Kepala Kantor Damkar Kota Tangsel Agus Budi Darmawan, penyebab utamanya adalah faktor human error. Seperti korsleting listrik di mana seringkali terminal listrik terlalu banyak dibebani colokan.
”Ini yang kerap mengakibatkan kebakaran,” tandasnya. ’’Ini memang penyebab klasik. Tapi, sepertinya tak pernah terpecahkan. Saya menghimbau agar petugas PLN maupun warga lebih berhati-hati lagi dalam memasang instalasi listrik,’’ terangnya.
Untungnya, dari total 94 kejadian kebakaran dalam sembilan setengah bulan terakhir, tidak ada korban jiwa. Hanya, kerugian material bisa mencapai di atas Rp 50 miliar. Dalam satu kasus kebakaran kecil saja, kerugian bisa mencapai Rp 100 juta. ”Kasus kebakaran paling terparah menimpa dua pabrik yang ada di Pamulang, pekan lalu. Yakni PT Bina Karya dan pabrik mebel,” imbuhnya.
Selain itu, yang membuat api agak lama dipadamkan adalah minimnya kekuatan jumlah armadanya. Tangsel mempunyai tujuh kecamatan, namun hanya mempunya dua posko pemadam kebakaran.
Terkadang, kata Agus, lantaran posisi posko yang jauh dari lokasi kebakaran, mengakibatkan pihaknya terlambat datang ke lokasi kebakaran. Saat ini, lanjut dia, pihaknya baru memiliki dua posko, yakni di Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren, persisnya di samping Plaza Bintaro. Sementara untuk lima kecamatan lain, pihaknya belum memiliki posko, ini yang menghambat pasukannya untuk dapat cepat sampai di lokasi.
”Idealnya sih setiap kecamatan ada posko. Hal ini untuk menjangkau wilayah yang enggak ada poskonya,” ucapnya.