Praktisi Pendidikan Ragukan Survei yang Sebut Minat Baca Orang Indonesia di Atas Negara Maju
"Literasi anak-anak Indonesia sangat lemah. Ini didukung oleh kajian luar negeri seperti UNESCO, dan bahkan Balitbang (Kemdikbud) sendiri, juga menunjukkan kemampuan literasi anak-anak kita lemah," terang Indra.
Kondisi itu diperburuk dengan belum adanya cetak biru (blue print) pendidikan di Indonesia. Kendati sudah memiliki anggaran khusus pendidikan sebesar 20 persen dari APBN. Namun tanpa blue print, pendidikan tidak memiliki fokus.
Karena itu, jika pemerintah berniat membenahi pendidikan, Indra menyarankan agar perbaikan dilakukan mulai dari tingkat dasar, yakni taman kanak-kanak (TK).
Siswa TK, kata Indra, jangan dibebani dengan kewajiban baca tulis hitung (calistung). Dan sebaliknya, dibiarkan bebas bermain untuk mengembangkan imajinasi mereka. Siswa TK harus banyak mendengarkan cerita.
"Orang tua indonesia ini kan kebiasaan, karena ingin melihat anaknya pintar, sejak kecil disuruh les ini les itu," tandasnya. (esy/jpnn)