Praktisi SDM Perlu Antisipasi 3 Transformasi Ketenagakerjaan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengingatkan praktisi manajemen sumberdaya manusia (MSDM) agar memberi perhatian khusus terhadap masalah transformasi industri, transformasi pekerjaan dan transformasi skill.
Ketiga transformasi di bidang ketenagakerjaan tersebut diyakini akan memengaruhi seluruh pola hubungan di dalam bisnis/perusahaan di Indonesia.
"Ini merupakan tantangan yang kita harus lalui dan selesaikan. Saya meyakini praktisi HR (human resources) termasuk orang-orang penting, harus terlibat dalam transformasi" ujar Menaker saat menjadi keynote speaker acara Conference Chief of Human Resources Officer (CHRO) yang digelar Perhimpunan Sumberdaya Manusia Indonesia (PMSM Indonesia) di Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Hanif mengatakan di era digitalisasi atau otomatisasi sekarang ini pola-pola hubungan kerja akan berubah, kepemilikan (perusahaan) akan berubah, dan cara pengembangan karir juga akan berbeda dengan masa lal
Hanif mencontohkan industri baru berbasis e-commerce seperti gojek, grab dan lainnya, hubungan kerjanya sulit untuk diverifikasi. ILO bahkan menyebutnya sebagai the new form of employment.
"Jadi mereka menyebut sebagai partner, mitra, tapi juga rasa-rasa pekerja. Mitra rasa pekerja. Pekerja rasa mitra, jadi ga jelas dan perlu pembahasan lebih lanjut " kata Hanif.
Hanif mengatakan sangat banyak hal mengalami perubahan sebagai dampak perkembangan teknologi informasi massif dan cepat, yang akan merubah semua hal tersebut.
"Ini PR para praktisi MSDM untuk memastikan agar orang seperti saya punya masa depan. Kalau tak memiliki gagasan atau terobosan untuk mengelola dunia baru yang penuh perubahan ini, terus kita-kita ini bagaimana? Jangan sampai perubahan dunia ini membuat saya tak punya karir, " katanya.