Presiden Jokowi Bicara Situasi Geopolitik dan Strategi Mengamankan Pasokan Pangan
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mewanti- wanti soal dampak nyata perubahan iklim dan geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan. Situasi tersebut kini menjadi kekhawatiran banyak negara.
"Tema di Rakernas IV (PDIP) sangat relevan dengan keadaan yang kita hadapi yang bukan sesuatu yang sangat gampang, tetapi betul-betul sesuatu yang tidak mudah untuk diselesaikan, karena ini menyangkut ancaman perubahan iklim, nyata dan sangat kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini," kata Jokowi saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9).
Presiden Jokowi mengatakan perubahan iklim telah membawa dampak pada perubahan kenaikan suhu bumi serta kekeringan di berbagai negara akibat kemarau panjang.
Di sisi lain, dia menyampaikan kondisi belakangan turut memengaruhi pasokan pangan.
"Lima tahun, 10 tahun ke depan visi taktis itu harus kita miliki, plan yang detail, rencana yang detail, sehingga jelas berapa waduk yang harus kita siapkan. Berapa embung yang kita harus siapkan, berapa kilometer irigasi yang harus disiapkan, dan kapan itu harus bisa diselesaikan," tutur Presiden Jokowi.
“Artinya sekali lagi, pangan menjadi kunci, seperti disampaikan Bung Karno, pangan merupakan mati hidupnya suatu bangsa. Itu betul sekali," beber Presiden Jokowi.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan menyampaikan bahwa panganan lokal dapat menggantikan konsumsi gandum.
Adapun komoditas yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan gandum adalah hanjeli, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas dan ubi jalar.