Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Presiden Jokowi: Sungguh Tidak Masuk di Nalar

Senin, 27 November 2023 – 10:20 WIB
Presiden Jokowi: Sungguh Tidak Masuk di Nalar - JPNN.COM
Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Cuci Hati/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, perang dan pembantaian terang-terangan yang terjadi pada era modern saat ini sangat tidak masuk di dalam nalar dan nurani.

"Sungguh tidak masuk di nalar, sungguh tidak masuk di dalam nurani kita, di dunia yang super modern sekarang ini masih terjadi perang dan pembantaian secara terang-terangan," ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, Senin (27/11).

Presiden Jokowi menilai apa yang terjadi di Palestina adalah praktik pembantaian secara terang-terangan yang merenggut nyawa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Dia menegaskan tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun.

"Pembantaian (yang terjadi di Palestina) secara terang-terangan yang merenggut (nyawa) warga sipil, merenggut (nyawa) perempuan dan anak-anak. Gencatan senjata harus segera dilakukan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat, dan perundingan damai harus segera dimulai," tegas Jokowi.

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan hal tersebut tegas dinyatakan dalam konstitusi Indonesia.

Indonesia, kata Presiden Jokowi, juga memiliki pengalaman panjang dalam merajut keberagaman serta menjembatani perbedaan-perbedaan dan dalam mempersatukan kemajemukan.

"Saat ini penduduk Indonesia hampir mencapai 280 juta, yang terdiri dari 714 suku, dengan lebih dari 1.300 bahasa lokal atau bahasa daerah. Memeluk agama yang berbeda beda dan hidup di 17.000 pulau yang kita miliki. Bukan hal yang mudah untuk mempersatukannya, tetapi kita bisa," jelasnya.

Presiden Jokowi bersyukur Indonesia mampu mengikis ego kesukuan, ego keagamaan, dan ego kedaerahan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close