Produk Alternatif Tembakau Lebih Ramah Lingkungan
Dari sisi lingkungan, ketua perusahaan manajemen limbah Waste4Change dalam negeri Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan bahwa berbagai kegiatan daur ulang tembakau mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat.
“Kami melakukan kerja sama dalam tahap riset untuk bisa mencari solusi efektif yang mengurangi dampak negatif dari sisa konsumsi tembakau. Tentunya kami melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi bersama mitra riset kami. Dalam hal ini, masyarakat menyambut baik dan antusias bahkan hingga riset sudah selesai. Banyak yang berharap program dilanjutkan,” ujar pria yang akrab disapa Juno ini.
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan tembakau sudah dilakukan oleh berbagai komunitas di belahan dunia. Pada 2019 silam, inisiatif daur ulang datang dari para penggiat usaha Vapo and Alt di Selandia Baru.
Mereka berusaha meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab atas limbah masing-masing konsumen. Hal ini salah satunya disampaikan oleh ketua Vapo and Alt, Jonathan Devery pada satu wawancara mengenai manfaat daur ulang perangkat vape, botol likuid, dan cairan likuid.
Menurut Devery, vaping tidak hanya jauh lebih aman daripada merokok, tapi produk ini sekarang juga jauh lebih ramah lingkungan.
Meskipun proses daur ulang limbah elektronik relatif lebih kompleks, namun peluang untuk mengolah limbah tersebut menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti furnitur juga besar, ketimbang puntung rokok yang benar-benar tidak dapat didaur ulang.
Berdasarkan laporan dari Statista pada tahun 2020, Indonesia adalah negara penghasil tembakau tertinggi kelima di dunia. Maka, pemerintah Indonesia juga perlu memberikan perhatian lebih terhadap persoalan ini, terutama mengingat kita masih bergulat dengan persoalan sampah yang kerap menjadi isu besar di berbagai tempat.
Langkah-langkah edukasi seperti yang telah dimulai oleh berbagai komunitas pengguna rokok alternatif perlu menjadi contoh untuk merangkul pelaku industri lainnya dalam memberikan perhatian lebih terhadap persoalan lingkungan.