Produksi Rokok Kian Mengepul
Capai 361 Miliar Batang, Tambah Peneriman Cukaijpnn.com - JAKARTA - Moncernya realisasi penerimaan cukai pada tahun lalu, diprediksi akan kembali terulang tahun ini. Hal itu terlihat dari realisasi penerimaan sepanjang dua bulan pertama 2014 yang sudah melejit. Rokok masih memberikan sumbangan terbanyak penerimaan cukai.
Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan, volume produksi hasil tembakau atau rokok terus naik.
"Tahun lalu kan 341,9 miliar batang. Tahun ini kami proyeksi 361,4 miliar batang," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (11/3).
Menurut Susiwijono, realisasi volume produksi tersebut bisa saja naik pada akhir tahun. Sebagai gambaran, pada Oktober 2013 lalu, pemerintah masih memproyeksi produksi rokok 2013 akan ada di kisaran 336,5 miliar batang. Namun realisasinya mencapai 341,9 miliar batang. "Itu disebabkan perluasan kapasitas produksi oleh para produsen rokok," katanya.
Berdasar laporan yang dihimpun Ditjen Bea Cukai, raksasa-raksasa produsen rokok Indonesia memang melakukan ekspansi besar pada 2013 lalu. Misalnya, Wismilak yang mengoperasikan mesin baru dengan kapasitas produksi sekitar 1,5 miliar batang rokok per tahun. Adapun PT Gudang Garam mengembangkan pabrik bari di Pasuruan dan Gresik.
Selain itu, Djarum Kudus juga menambah dua lini produksi rokok dan merencanakan sistem kerja sif 24 jam dengan tujuan menaikkan kapasitas produksi SKM menjadi 15 ribu batang per menit. Lalu, PT HM Sampoerna mengembangkan pabrik baru di Purwokerto, Pasuruan, Madiun serta Panarukan. "Jadi ada perluasan pabrik, penambahan mesin, dan optimalisasi shift atau jam kerja karyawan," tuturnya.
Susiwijono mengakui, diantara tiga komoditas objek cukai, rokok memang menjadi tulang punggung penerimaan. Adapun dua objek lainnya, yakni etil alkohol (EA) dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA) hanya memberi kontribusi kecil. Sebagai gambaran, tahun lalu, dari total realisasi penerimaan cukai sebesar Rp 108,45 triliun, 95 persen atau Rp 103,02 triliun diantaranya berasal dari cukai rokok. "Di awal tahun ini kontribusi rokok terlihat makin tinggi," ucapnya.