Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Profesor Petani

Oleh Dahlan Iskan

Kamis, 26 September 2019 – 07:47 WIB
Profesor Petani - JPNN.COM
Dahlan Iskan.

Silsilah IF16 pun lengkap. Beda dengan IF8 yang proses kelahirannya dianggap tidak sesuai prosedur penelitian di Balai Benih.

Benih IF16 awalnya adalah IF8. Penemunya para petani anggota AB2TI Karanganyar, Solo.

Mereka menyeleksi berbagai benih unggul. Diuji coba sampai stabil. Lalu ditanam di 13 Kabupaten di Jawa. "Hasilnya 57 persen lebih tinggi dari benih yang sudah dilepas pemerintah," ujar Prof Andreas.

Sebagai guru besar di Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Andreas memang sangat menekuni perbenihan. Doktornya di bidang Life Sciences Braunschweig University of Technology, Jerman.

Gelar masternya di bidang pertanian dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Pernah juga kuliah di Oregon, Amerika dan Korea. S1-nya sendiri dari ilmu tanah UGM Jogja.

IF8 itulah indukan IF16. Proses menjadi IF16 sangat panjang. Dan lama. Melibatkan petani di tujuh kabupaten. Untuk menyeleksi 3.500 galur.

Prof Andreas menjelaskan seleksi dilakukan terhadap berbagai karakter agronomis. Mulai umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi, gabah hampa, bobot 1000 butir gabah isi, serta hasil gabah bersih per plot.

Tujuan utama proses seleksi itu, menurut Prof Andreas, untuk mendapatkan galur-galur yang berproduksi tinggi dengan umur lebih pendek lagi dibanding IF8 yang sudah begitu unggul.

Prof Andreas memang sangat menekuni perbenihan. Kesaksian Prof Andreas membuatnya seperti berseberangan dengan birokrasi benih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close