Protes Anti-Muslim Tidak Mencerminkan Sikap Warga Australia
"[Media] ingin meremehkan upaya kami, karena saat Anda membuat musuh lemah dan konyol, maka orang-orang tidak akan mendekati, bagi media kebanyakan, pemerintah yang lemah, dan kebijakan yang korup, kami dianggap sebagai musuh," ujarnya.
"Jadi mereka berbohong soal jumlah kami, mereka juga harus berbohong soal kekuatan dan semangat kami, boleh saja mereka berbohong lagi, tapi saya ingin mencoba melihatnya kali ini," tambahnya, Menurutnya upaya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompoknya dianggap sebagai upaya melindungi identitas dan nilai-nilai Australia.
Kelompok anti tindakan rasis merespon kelompok anti-Islam. Foto: ABC News, Patrick Rocca.
Menurut Lisa Chesters, salah satu anggota parlemen federal untuk Bendigo, mereka yang menentang pembangunan masjid hanya menggunakan Bendigo sebagai alat. Menurutnya warga Bendigo tidak masuk dalam kelompok tersebut dan para pengunjuk rasa tidak mewakili pandangan pandangan kebanyakan warga lokal.
"Saya meminta agar masyarakat tidak salah dalam menilai Bendigo, karena para pengunjuk rasa bukan berasal dari kota ini," tegasnya.
Tapi pernyataan ini dibantah oleh salah satu pengunjuk rasa, Tasha Joyce.
"Orang-orang harus ingat bahwa adalah salah satu kanselir yang meminta UPF dan kelompok penentang pembangunan masjid untuk datang kesini."
Pihak kepolisian Victoria menyatakan empat orang ditahan dalam aksi unjuk rasa tersebut. Dua orang ditahan karena membawa pisau, seorang karena membawa obor, dan seorang lagi karena melakukan serangan ringan. Tetapi tidak diketahui apakah keempatnya termasuk kelompok yang menentang Islam atau kelompok yang menentang tindakan rasis.