PSBB Diperlonggar, Sudah Amankah Menggelar Pesta Pernikahan?
Sebelum pelonggaran, Reta sempat membuat paket pernikahan #AkadAjaDulu untuk memfasilitasi pasangan calon pengantin yang tetap ingin melangsungkan pernikahan di tengah keterbatasan.
Pilihan lainnya adalah paket pernikahan virtual yang menggunakan teknologi digital canggih multiplatform, meski menurutnya peminatnya masih rendah karena biayanya tidak murah.
Untuk memenuhi kebutuhan calon pengantin yang ingin menikah di era 'new normal', Reta yang juga bagian dari Gabungan Perkumpulan Penyelenggara Pernikahan Indonesia (GPPPI) menjalankan simulasi pernikahan dengan protokol kesehatan.
Baca juga artikel terkait:
- Terpisah ribuan kilometer karena pandemi corona, pasangan Australia-Indonesia menikah lewat Zoom
- New normal di Indonesia: Kasus penularan naik, tes corona jadi ladang bisnis
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
Kontak minimal untuk mengurangi risiko tertular
Menurut Reta, simulasi pernikahan dilakukan dengan tujuan mengedukasi semua pihak, mulai dari vendor, calon pengantin dan keluarganya, serta masyarakat pada umumnya, soal aturan baru yang harus dilakukan saat menyelenggarakan dan menghadiri resepsi pernikahan.
Reta menjelaskan, semua orang yang hadir selama acara pernikahan wajib mengenakan masker. Pihak penyelenggara juga menyediakan 'hand sanitizer' dan mengatur jarak mereka yang hadir.
"Jumlah orang di dalam gedung hanya boleh 40 sampai maksimal 50 persen dari kapasitas gedung. Jadi kalau kapasitasnya 1.000 orang, ya sekarang hanya boleh 500 orang," kata Reta selaku ketua pelaksana simulasi ini.