Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Puasa Ramadan di Masa Covid-19, Momen Emas Membangun Karakter SDM Unggul

Oleh: Hasannudin Wahid

Rabu, 21 April 2021 – 22:45 WIB
Puasa Ramadan di Masa Covid-19, Momen Emas Membangun Karakter SDM Unggul - JPNN.COM
Anggota Komisi X DPR RI & Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasannudin Wahid. Foto: Dok. PKB

Membangun Karakter

Salah satu manfaat penting dari Puasa  adalah membangun karakter dan perilaku yang lebih baik. Selama bulan umat Muslim diajak untuk mengurangi perilaku dan kebiasaan buruk, dan menggantikannya dengan kebiasaan baik. Ini adalah manfaat Puasa sebagai ajang pembangun karakter dan perilaku yang lebih baik.

Makna Puasa yang demikian sangat urgen untuk konteks pendidikan Indonesia saat ini. Soalnya, pada masa belakangan ini, para orang tua, masyarakat bahkan pemerintah sendiri cukup gemas dengan dunia pendidikan kita yang tampaknya kurang berdaya melindungi generasi muda kita, terutama mereka yang sedang duduk di bangku sekolah dan perguruan tinggi dari berbagai perilaku dan kebiasaan yang negatif.

Belakangan ini kita sering mendengar, membaca atau menonton berita dari berbagai saluran media perihal kasus penyalahgunaan narkoba, kekerasan seksual, aksi bully, perampokan, pembalakan bahkan aksi teror yang melibatkan orang muda.

Kekhawatiran akan hal tersebut dipertegas oleh hasil penelitian para ahli dan praktisi pendidikan mengenai proses pendidikan terutama tentang penanaman pendidikan karakter dalam diri generasi muda.

Doni Koesoema A. lewat bukunya “Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger” (2016) menyatakan, dunia pendidikan kita terkendala oleh kondisi  karakter para pendidik juga. Jika kita simak laju teknologi dan informasi, tampak jelas bahwa kemampuan guru dalam mengaktualisasi diri dan memperbarui pengetahuan seringkali ketinggalan.

Guru/Dosen menjadi pendidik yang keblinger sehingga kewalahan dalam mengembangkan karakter para peserta didik.

Sementara pakar pendidikan, I Ketut Sumarta menyatakan bahwa pendidikan nasional kita cenderung mengedepankan pembentukan intelegensi berpikir dan agak mengabaikan perihal pengembangan kecerdasan batin spiritual dan moral (akhlak), dan kecerdasan sosial.

Puasa, bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum sejak terbit matahari sampai terbenamnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close