Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Puluhan Pilot Australia Bekerja Menerbangkan Pesawat Drone Bersenjata Milik Inggris di Timur Tengah

Jumat, 22 April 2022 – 23:55 WIB
Puluhan Pilot Australia Bekerja Menerbangkan Pesawat Drone Bersenjata Milik Inggris di Timur Tengah - JPNN.COM
Personel militer Australia ditempatkan di unit sistem udara tidak berawak di Inggris dan Amerika Serikat. (ABC News: Emma Machan)

Departemen Pertahanan Australia untuk pertama kalinya mengakui jumlah pilot Angkatan Udara mereka yang ditempatkan di Inggris dalam misi rahasia mengoperasikan pesawat drone bersenjata di Timur Tengah.

Lewat UU Kebebasan Informasi, departemen tersebut menyebutkan adanya 32 pilot angkatan udara Australia yang saat ini ditugaskan di 'unit sistem pesawat tidak berawak' di Inggris dan satu orang bekerja di Amerika Serikat. 

Rincian mengenai penugasan mereka memang sangat dirahasiakan, tapi di tahun 2020 beberapa peneliti Inggris melaporkan bahwa pilot Angkatan Udara Australia (RAAF) menerbangkan pesawat drone MQ-9A buatan Amerika Serikat di atas wilayah Suriah dan Irak.

Para pilot tersebut bekerja sebagai kontraktor swasta untuk Angkatan Udara Inggris (RAF).

Pengungkapan kepada publik di Inggris bahwa pilot Australia mengoperasikan pesawat drone bersenjata milik angkatan udara Inggris termuat dalam laporan tahunan 2020 Otoritas Proyek dan Infrastruktur Inggris (IPA).

Menurut IPA, penempatan pilot asal Australia dilakukan karena kurangnya tenaga di angkatan udara Inggris yang menurut pengamat disebabkan karena trauma psikologis ketika mengoperasikan pesawat-pesawat tidak berawak yang bisa melakukan serangan mematikan.

Belasan personel angkatan udara Australia juga sedang membantu militer Inggris dalam proses transisi untuk menggunakan drone yang baru, MQ-9B, yang nantinya akan menggantikan armada Reaper.

Australia juga sebelumnya berencana menggunakan drone bersenjata MQ-9B lewat program SkyGuardian, namun proyek bernilai A$1,3 miliar tersebut akhirnya dibatalkan menjelang pengumuman anggaran belanja negara tahun 2022.

Departemen Pertahanan Australia untuk pertama kalinya mengakui jumlah pilot Angkatan Udara mereka yang ditempatkan di Inggris dalam misi rahasia mengoperasikan pesawat drone bersenjata di Timur Tengah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News