Punya 822 Apotek, Penjualan Kimia Farma Capai Rp 6,2 Triliun
jpnn.com - SURABAYA – Omzet industri farmasi hanya bertumbuh tiga persen tahun ini.
Tahun depan, pertumbuhan diprediksi hanya mencapai sembilan persen.
Direktur Utama Kimia Farma (KAEF) Rusdi Rosman menyatakan, pertumbuhan rendah industri farmasi disebabkan lesunya perekonomian serta keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Secara volume, penjualan obat memang mengalami pertumbuhan yang tajam.
Namun, nilai omzet yang diterima produsen obat menurun karena terjadi persaingan harga untuk menjadi rekanan penyedia obat BPJS.
”Secara kuantitas memang naik tajam, tetapi jatuh secara omzet,” terangnya kemarin (12/12).
Sebelum BPJS Kesehatan berdiri, omzet industri farmasi mampu tumbuh 13 persen.
Berdirinya BPJS membuat 60 persen pasar industri farmasi tersedot layanan asuransi kesehatan tersebut.