Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Purnomo, Mantan Sprinter Terbaik Indonesia Melawan Kanker

Senin, 21 Mei 2018 – 00:21 WIB
Purnomo, Mantan Sprinter Terbaik Indonesia Melawan Kanker - JPNN.COM
Purnomo saat dijenguk para mantan atlet di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta (25/4). Foto: PURNOMO FOR JAWA POS

’’Yang ketiga ini cukup berat. Sebab, sempat lima hari nonstop saya harus jalani kemo,’’ kata Purnomo.

Ayah empat anak itu adalah andalan Indonesia di lintasan lari nomor 100 meter dan 200 meter pada era 1980-an. Dia pernah menjadi orang tercepat kedua di Asia ketika meraih perak 100 meter di Kejuaraan Atletik Asia 1985 di Jakarta. Di sektor 200 meter, medali yang sama berhasil dia sabet.

Saat itu Purnomo juga mencatatkan namanya sebagai pelari tercepat di Indonesia dengan catatan waktu 10,33 detik di nomor 100 meter. Rekor tersebut baru bisa dipecahkan Mardi Lestari di PON 1989 Jakarta dengan catatan waktu 10,20 detik.

Setahun sebelumnya, Purnomo juga berbicara di level dunia. Dia menjadi satu-satunya wakil Asia yang bertahan sampai semifinal di nomor 100 meter Olimpiade 1984. Catatan waktunya kala itu 10,51 detik.

’’Kalau dulu saya rela jalan kaki, naik angkot, untuk jadi juara, sekarang juga sama. Sama-sama harus disiplin untuk bisa ’juara’ alias sembuh kembali,’’ imbuhnya.

Mengutip situs Alodokter, limfoma non-hodgkin adalah kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik alias getah bening. Yaitu, pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Di dalam pembuluh limfatik, mengalir cairan bening yang disebut cairan limfe. Cairan itu mengandung salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit yang berfungsi melawan infeksi. Kelainan limfosit itu merupakan awal mula terjadinya limfoma (kanker kelenjar getah bening).

Limfoma dibedakan menjadi dua, yaitu limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin, berdasar bentuk kelainan sel kanker yang dilihat di bawah mikroskop.

Untuk kali ketiga, Purnomo, mantan sprinter terbaik Indonesia, bertarung melawan kanker getah bening.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close