Putu Rudana Ungkap 2 Strategi Indonesia Mengatasi Perubahan Iklim
"Deforestasi, polusi, limbah, dan kerawanan pangan serta ketahanan dan aksesibilitas terhadap air bersih," lanjut ketua asosiasi museum itu.
Selain itu, Indonesia mulai menerapkan kebijakan energi hijau. Di antaranya dengan percepatan penggunaan kendaraan listrik serta pengembangan bahan bakar B40 yang mengandung 40 persen biofuel berbahan kelapa sawit dan 60 persen solar.
Putu mengakui Indonesia merupakan negara adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kelima di dunia dan penyumbang emisi berbasis hutan terbesar. Meski demikian perlu diingat bahwa RI memiliki bentangan hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia.
Oleh karena itu, kata Putu, Indonesia memiliki peranan penting untuk menjadi negara yang superpower dalam menanggulangi perubahan iklim.
"Sangat penting untuk menginformasikan bahwa Indonesia mampu mengurangi emisi dan deforestasi secara signifikan. Namun, masih membutuhkan dukungan dan kontribusi dunia internasional," tuturnya.
Politikus Demokrat itu juga menekankan bahwa sektor kehutanan telah berkontribusi 60 persen dalam mencapai target net-zero emisi.
Kemudian, Putu menyampaikan Indonesia mendorong regulasi kehutanan global yang tetap dan tidak mengikat guna menjaga fleksibilitas pemerintah dalam pengelolaan hutan lestari.
"Yang sesuai dengan keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi serta keunikan wilayah dan kondisi masing-masing negara," kata Putu Rudana.(fat/jpnn)