Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ramah Pantai, Inspirasi dari Jawara Desain Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo

Senin, 14 November 2016 – 09:54 WIB
Ramah Pantai, Inspirasi dari Jawara Desain Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo - JPNN.COM
Foto: from Indopos

Lantai dua dengan konsep semi loteng ini juga dimaksudkan agar bangunan tidak terlalu tinggi. Di bawah difungsikan sebagian ruang-ruang yang sifatnya lebih publik sebagai ruang istirahat sementara bagi wisatawan yang hendak melanjutkan perjalanan. 

“Jangan lupa tetap pertahankan prinsip dan roh arsitektur lokal. Itu bisa disematkan di atap atau ornament di tampak muka. Untuk Labuan Bajo yang namanya sudah mendunia, ini sangat dibutuhkan agar destinasi wisatanya punya warna yang berbeda,” ujar Rizki.

Rizki memilih lokasi ideal di Pulau Papagaran, Labuan Bajo. Mengapa di pulau itu? Dari observasi yang sudah dilakukannya, kebanyakan wisatawan yang ke Labuan Bajo selalu mengagendakan untuk melihat Komodo. Hal yang sangat wajar mengingat Komodo hanya ada di Indonesia. 

Semua ingin menyaksikan kehidupan kadal raksasa yang bisa berenang di air tawar dan air laut itu. “Pesona inilah yang akan menjadi destinasi itu beda dan tidak ada duanya di dunia. Artis Hollywood sekelas Gwyneth Paltrow saja ikut mengunggah cerita dan bermacam foto, mulai dari panorama hingga komodo selama liburannya di Pulau Komodo. Jadi sensasi melihat komodo tetap menjadi andalan,” kata Rizki.

Namanya juga ideal, jadi kalau ingin mendapatkan keunikan paling kuat, ya di sana. Tetapi, mau dibuat di semua tempat di Labuan Bajo, oke-oke saja. Kebetulan, lokasi Pulau Papagaran tidak jauh dari Taman Nasional Komodo. Jadi bila homestay-nya dibangun di sana, wisatawan bisa dengan mudah menyaksikan keunikan langka itu. Tetapi, kalau semua di sana, juga tidak membuat kawasan Labuan Bajo hidup dan berkembang bersama.

Material yang digunakan diambil dari material lokal. “Material utamanya kayu dan bambu. Itu saya pilih karena sudah familiar bagi masyarakat sekitar serta sesuai dengan kondisi alam Labuan Bajo. Ini juga akan meminimalisir jejak karbon,” kata Rizki.

Untuk urusan dinding, Rizki memilih anyaman bambu. Selain banyak tumbuh di sekitar Labuan Bajo, bambu dipilih karena ringan. Daya tahannya pun bisa puluhan tahun. “Jadi bisa mempermudah transportasinya jika disuplai dari luar Pulau Papagaran. Ini juga bisa memaksimalkan penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan,” ujar  Rizki.

Partisi ruangannya di-set tidak membosankan. Ruang rumah utamanya sendiri untuk lantai pertama dibagi menjadi ruang publik dan kamar pemilik yang dipisahkan tangga. Dan jangan takut kehilangan privasi. Ada pintu sendiri yang membatasi ruang public dan pemilik homestay.

LABUAN BAJO - Membangun rumah di tepian pantai tidak sama dengan membuat rumah di persawahan atau perbukitan.  Jika Anda salah satu orang yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News