Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rasmus Paludan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 24 Januari 2023 – 20:20 WIB
Rasmus Paludan - JPNN.COM
Politikus sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an sebagai bentuk protes dan ungkapan kebebasan bereskpresi. Foto: REUTERS

Kedua negara juga tidak bergabung dengan Pakta Warsawa, pakta pertahanan negara-negara komunis yang dikomandani oleh Uni Soviet.

Sebagai negara yang menganut sistem welfare state, negara kesejahteraan, yang lebih dekat kepada sosialisme, Swedia tidak sepenuhnya cocok dengan kebijakan negara-negara NATO di bawah Amerika yang cenderung liberal.

Swedia juga tidak cocok bergabung dengan Pakta Warsawa yang terdiri dari negara-negara komunis yang menjadi satelit Uni Soviet.

Sejak Uni Soviet bubar pada 1990, Pakta Warsawa pun kehilangan relevansinya karena banyak negara bekas Uni Soviet yang menyebarang bergabung ke NATO.

Bubarnya Uni Soviet menandai berakhirnya era perang dingin sekaligus hilangnya ancaman keamanan dari superpower Uni Soviet.

Negara-negara Skandinavia yang cinta damai seperti Swedia tentu merasa lega atas berakhirnya era perang dingin.

Akan tetapi, ternyata kelegaan itu tidak bisa bertahan selama-lamanya.

Setelah 30 tahun perang dingin berakhir ternyata sekarang muncul lagi perang panas dengan munculnya serbuan Rusia terhadap Ukraina.

Aksi pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan kali ini bukanlah aksi pertama. Paludan sudah pernah melakukan aksi bakar Al-Qur'an pada 2019 dan 2022.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close