Ratusan Ton Ikan di Bendungan Wayrarem Mati Mendadak
Dia menerangkan, peristiwa serupa sudah sering terjadi di wilayahnya. Namun, untuk kali ini, yang terbesar sepanjang tahun 2006 hingga saat ini.
"Seluruh pemilik kerambah, rata-rata mengalami kerugian puluhan juta. Sementara, terdapat 300 lebih pengelola ikan air tawar berada di bendungan Way Rarem ini. Untuk data sementara, sekitar Rp4 miliar lebih pengelola kerambah, mengalami kerugian," bebernya.
Yuli Yanti, 39, salah seorang warga setempat mengaku senang, dapat membeli ikan mas dengan harga relatif lebih murah dari harga normalnya.
"Momen seperti yang ditunggu, sebab ikan dijul dengan harga murah. Harga normal dijual Rp32 ribu, sementara kalau keadaan seperti ini, ikan dijul dengan harga Rp5 ribu. Tidak sedikit juga, pemilik kerambah memberi dengan cuma-cuma alis geratis," ujar ibu tiga anak tersebut.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lampura, Paswani Hasyim SH., membenarkan peristiwa tersebut.
Pihaknya, telah melalakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi pada bagian karantinanya.
Diterangkan Paswani, dugaan sementara kematian ratusan ton ikan air tawar itu, disebabkan "Apwelling" atau terjadinya endapan debit air hujan yang turun dari darat ingin turun ke waduk, sementara air dibawah naik ke atas.
Sehingga ada endapan di bawah naik ke permukaan, yang membuat sisa pakan ikan menjadi racun.