Relawan White Helmets Antek Israel?
Karena itu, dia memerintah jajarannya untuk membantu proses evakuasi White Helmets dan keluarganya ke Jordania. Netanyahu mengaku dilobi Presiden AS Donald Trump dan PM Kanada Justin Trudeau untuk berperan dalam misi kemanusiaan tersebut.
Sayang, operasi itu tak berjalan lancar. Seharusnya ada lebih dari 800 orang yang dievakuasi ke Jordania. Tapi, Israel dan sekutunya hanya berhasil membawa 422 orang. Sisanya masih terjebak di wilayah selatan Syria. Nyawa mereka kini dalam bahaya.
Kesaksian itu disampaikan Abu Muhanad, seorang personel White Helmets yang masih tertinggal di Syria, kepada CNN. Melalui pesan suara, dia mengatakan bahwa masih ada sekitar 300 relawan yang tidak bisa pergi ke titik penjemputan di perbatasan Israel. Itu belum termasuk keluarga mereka.
Muhanad meminta Israel melanjutkan misi penyelamatan. ”Bantu dan selamatkan nyawa kami,” pintanya. Sekarang, menurut dia, aparat memblokade jalan-jalan yang menuju perbatasan Israel. Alasannya, terjadi pertempuran antara pasukan Syria dan kelompok Khalid ibn Al Walid yang berafiliasi dengan ISIS.
”Kami dalam bahaya,” tegas Muhanad.
White Helmets tak memiliki daya tawar seperti halnya oposisi. Mereka hanya bisa pasrah. Kini, setelah Israel membantu evakuasi, mereka dituding bekerja sama dengan negara yang dipimpin Netanyahu itu.
White Helmets, ujar Muhanad, sudah biasa melihat kematian saat mereka bertugas. ”Kini kami melihat kematian dengan cara yang berbeda, tak tahu lagi apa yang bakal menimpa kami,” tegasnya. (sha/c10/hep)