Remis
Ketika itu Eropa menjadi black spot, daerah hitam yang mengerikan. ‘’Jalmo moro jalmo mati’’ makhluk yang datang akan mati. Pagebluk misterius membawa kematian yang mengerikan. Pagi sakit sore mati, dan malam sakit pagi mati.
Pegebluk berhenti karena ditemukan vaksin. Sekarang itu tidak benar-benar hilang. Setiap kali setahun kita akan mengalaminya beberapa hari. Hidung mampet, kepala pening, dan badan menggigil. Kita menyebutnya influenza, dan cukup dengan membeli obat di pinggir jalan kita sembuh dalam beberapa hari.
Pandemi yang mengerikan berubah menjadi endemi yang jinak. Itulah yang terjadi dengan flu Spanyol yang sekarang menjadi flu biasa yang sama sekali tidak kita takuti. Sejak ditemukannya vaksin flu tidak pernah terdengar lagi orang mati karena flu.
Itulah yang kita inginkan sekarang. Manusia ingin berdamai dengan Covid, meskipun Covid kelihatannya tidak atau belum mau berdamai dengan manusia. Dia bermutasi dan berubah bentuk dan menyergap setiap saat.
Di Indonesia kita sudah sangat tidak sabar menghadapi virus itu. Pemerintah sudah mengumumkan akan segera mengakhiri keadaan darurat Covid dan menyatakannya sebagai penyakit endemi yang bisa ditangani secara lokal. Di Jakarta eksperimen dilakukan dengan mencabut pembatasan jarak duduk untuk transportasi komuter.
Kesempatan itu dipergunakan oleh sang virus untuk menyerang dengan cepat. Dalam waktu singkat tingkat penularan naik dengan cepat. Dan peraturan pelonggaran pun dicabut dan orang kembali harus duduk secara longgar.
Seluruh dunia mengalami hal yang sama. Belum ada strategi yang paling jitu yang bisa dijadikan sebagai model. Masing-masing negara punya problemnya sendiri. Masing-masing negara membuat eksperimennya masing-masing, dan risiko ditanggung sendiri. Anggaran besar untuk menghadapi Covid lebih baik dialihkan untuk recovery.
Ekonomi sudah terengah-engah menghadapi krisis pandemi. Sekarang muncul ancaman krisis baru dari perang Rusia-Ukraina. Ini adalah perang antar-tetangga yang seharusnya bisa diselesaikan secara bilateral antara kedua tetangga.