Rencana Kenaikan Tarif Busway Diwarnai Pro-Kontra
”Bagi warga Jakarta, mahal sedikit tidak apa-apa asal nyaman. Cara ini bisa mengurangi kemacetan,’’ lanjut dia.
Sikap berbeda ditunjukkan anggota komisi B lainnya, Taufik Azhar. Dia terang-terangan menentang rencana kenaikan tarif busway. Alasannya, pelayanan bus Transjakarta kini masih sangat buruk. Misalnya, masih terjadi antrean panjang di halte pada jam sibuk.
Selain itu, masih ada busway yang sering mogok, jalur belum steril, dan aspalnya bergelombang.
"Perbaiki dulu semua kekurangan, baru naikin tarif. Jangan menaikkan tarif seenaknya dong. Kami pasti menolak,’’ tegasnya.
Taufik meminta PT Transjakarta mengkaji kembali wacana tersebut dengan matang.
"Kenaikan sebesar itu tak laik untuk Transjakarta. Kalaupun mau naik, seharusnya hanya di kisaran Rp 4.500,’’ tandas politikus Partai Golkar itu.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih membantah ada wacana kenaikan tarif bus Transjakarta pada 2015. Sebab, sampai saat ini pihaknya belum membahas soal kenaikan ongkos busway.
’’Itu sama sekali tidak benar. Dikaji dan dirapatkan saja belum, kok tiba-tiba mau dinaikkan,’’ cetusnya. (riz/co1/oni)