Resepsi di Balai Pengobatan, Biaya dari Uang Saku
Rabu, 23 Desember 2009 – 04:48 WIB
Ceritanya, sore itu Suud masih menyempatkan diri berkonsultasi dengan pimpinannya, Barita Sitompul, di ruang kerja Wakil Ketua PPIH Bidang Pelayanan Kesehatan. Suud menceritakan, saat break pelatihan di Asrama Haji dia mengajak Miftahul jalan bareng ke kantin. Hatinya berdebar-debar. Namun, keyakinannya sangat kuat. "Bismillah, saya teguhkan niat. Saya ungkapkan maksud saya," kata petugas bidang anastesi dan UGD Rumah Sakit Islam Ternate tersebut.
Bagi Miftahul, ungkapan hati Suud menjelang senja tersebut bagai petir menyambar. "Saya kaget. Tapi, saya anggap dia cuma bercanda, cuma main-main," katanya. Hari-hari berikutnya dia tetap fokus mengikuti pelatihan petugas haji dari pagi sampai malam. Dia pun nyaris melupakan keinginan Suud.
Perjaka tersebut tidak menyerah begitu saja. Untuk membuktikan keseriusannya, pegawai Departemen Kesehatan itu memesan cincin untuk melamar Miftahul. Dia pun berkonsultasi kepada Khosiyah, petugas pelayanan kesehatan di Sektor 8 yang sudah dia anggap sebagai ibu angkatnya.