Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Respons Bu Netty Atas Tingginya Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia

Selasa, 29 September 2020 – 14:49 WIB
Respons Bu Netty Atas Tingginya Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia - JPNN.COM
anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani. Foto: Foto: DPR.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PKS Netty Prasetiyani Aher menyebutkan, sistem kesehatan yang buruk menangani pandemi, membuat angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi daripada rataan dunia.

Dari sistem kesehatan buruk, terjadilah kekurangan Alat Pelengkap Diri (APD).

"Kalau penanganan pandemi bagus, Indonesia tidak akan mengalami krisis dokter, kekurangan APD, kekurangan ruang isolasi, serta tidak akan terjadi lonjakan kasus yang eksponansial setelah satu semester bergulat dengan pandemi," kata dia kepada awak media, Selasa (29/9).

Selain itu, kata Netty, sistem kesehatan yang buruk membuat Indonesia tidak kunjung usai keluar dari gelombang pandemi Covid-19. Di sisi lain, negara luar sudah pada tahap mempersiapkan terjadinya gelombang kedua.

Oleh karena itu, kata Netty, pemerintah perlu melakukan beberapa hal atas kasus kematian akibat Covid-19 yang tinggi.

Misalnya, kata dia, pemerintah perlu menahan laju pandemi langsung pada jantung persoalannya. Yakni menghentikan tingkat transmisi yang tinggi yang terus memunculkan klaster-klaster baru.

"Harus ada upaya keras untuk memutus mata rantai penularan di perkantoran, angkutan publik, pasar dan pusat perbelanjaan, asrama sekolah atau kampus, pertemuan-pertemuan dan rumah sakit," ujar dia.

"Bahkan, perkantoran pemerintah menjadi penyumbang angka kasus paling banyak di DKI. Pastikan tempat-tempat publik tersebut steril dan semua orang mematuhi protokol kesehatan. Jika perlu gunakan TNI Polri untuk menjaga ketertiban di sana," lanjut Wakil Ketua Fraksi PKS itu.

Netty Prasetiyani menilai sistem kesehatan di Indonesia buruk dan tidak siap menangani pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close