Respons Rudyono Darsono Terkait Wacana Perpanjangan PPKM Darurat
Oleh karena itu, kata dia, tidak heran jumlah penderita positif yang terdata naik dengan sangat drastis. “Sebenarnya juga sebelumnya sudah sangat banyak namun tidak terdata dengan baik,” imbuhnya.
Rudyono mengakui akan ada dampak negatif dari perpanjangan PPKM Darurat. Khususnya risiko ekonomi yang dirasakan segala lapisan masyarakat. Kondisi ini yang juga membuat dilema pengambil keputusan.
“Memang PPKM ini seperti kita berhadapan dengan buah simalakama, dimakan bapak mati tidak dimakan ibu mati. Tetapi keputusan tetap harus diambil, pasti dengan analisa dan pilihan terbaik untuk masa depan bangsa. Permasalahan perekonomian bukan tidak penting. Ini juga sisi kehidupan berbangsa yang harus benar-benar mendapat pertimbangan utama seperti yang selalu saya sampaikan, penyelamatan nyawa anak bangsa harus menjadi prioritas utama,” papar Rudyono.
“Di sini kepemimpinan seorang kepala negara diuji,” imbuhnya.
Meski begitu, menurut Rudyono, saat ini nyawa manusia lebih penting, karena tak bisa kembali apabila sudah hilang. Sementara perekonomian, dinilainya masih bisa dipulihkan nantinya.
Agar tidak terlalu terdampak, misalnya, kata dia, para pelaku ekonomi bisa diberikan kompensasi semasa PPKM Darurat diperpanjang.
“Cara untuk penyelamatan ekonomi jangka pendek masih cukup banyak jalan, atau cara yang bisa digunakan pemerintah sebagai komponen untuk meringankan beban pengusaha dan buruh, dengan satu syarat, bukan lagi memakai kesombongan atau menang-menangan karena kekuasaan,” paparnya.
Intinya, kata dia, jangan pakai lagi gaya-gaya adu domba atau tekanan gaya orde baru.