Rhenald Kasali Terjemahkan Digital Disruption di Rakornas II Pariwisata
Pertanyaannya kenapa bisa begitu? “Old game is over. Pertempurannya sekarang sudah bergeser ke model bisnisnya,” ujarnya.
Tak percaya? Dulu, mindset orang adalah adalah beli, miliki, dan menguasai. Sekarang tidak harus memiliki, tapi memanfaatkan kekosongan atau kapasitas yang kosong milik orang.
"Hantu pengusaha sekarang asalah fixed cost. Gaji, listrik, operasional, dan lainnya. Karena itu sistem penggajian pun berubah secara mendasar," kata Rhenal. Dia mencontohkan video pencuri sepatu di India pun tekniknya makin pintar. Dia juga menggambarkan sepeda electric yang di-remote.
"Dulu orang takut kendaraan itu dicuri orang. Kelak orang lebih takut kalau password atau remote-nya yang dicuri orang," ungkap dia.
Mindsetnya birokratik, itu masih beli dan kuasai. Sekarang berbeda, Demand customer lebih simpel, lebih murah, lebih terjangkau dan lebih cepat. Cravar misalnya. Produk kerajinan kulit asal Indonesia itu membanderol $ 30K di projek pertamanya.
Setelah itu menjadi USD 55K di projek kedua. Kemudian diikuti USD 25K dan USD 19K di projek ketiga dan keempatnya. Semakin lama semakin murah, makin terjangkau dan makin cepat.
Ini lah yang disebut Rhenald sebagai disruption. Sebuah inovasi yang menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disruption berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologl digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.
Mau tak mau, suka tidak suka, cara lama harus ditinggalkan. Orang pun tak lagi harus memiliki asset untuk bisa berbisnis. Rhenald pun mengambil contoh Grab Taxi, Uber dan GoJek yang cukup fenomenal di industri transportasi belakangan ini. “Konsumen sudah berubah. Kalau bisnis Anda masih bertahan dengan pola lama, maka akan ditinggalkan,” tegasnya.